Freitag, 18. September 2009

Feodal sederhana

Baru tadi pagi iseng - iseng membaca buku PANGGIL AKU KARTINI SAJA lagi, melanjutkan setelah beberapa minggu belum sempat


Di buku itu ada bagian yang menuliskan


"Menurut paham zaman modern dewasa ini, zaman yang sudah diresapi semangat demokrasi, tata hiduo " feodalisme yang sakit" itu tidak lain daripada IMPERIALISME PRIBUMI yang hidup di dalam masyarakatnya sendiri .........
Melalui kaum feodal, dalam tata hidup feodalisme, Rakyat Pribumi diperintah oleh penjajah, sehingga penjajah itu sendiri tidak harus bekerja payah."

Sederhananya diambil dari kutipan itu, masyarakat dulu dan sekarang yang ada di Indonesia tidak bisa seutuhnya lepas dari gaya hidup feodal. Kenapa gw menyebutkan itu seperti gaya hidup. Adanya pembantu, kuli-kuli, dan babu babu yang diperintah seenaknya itu terkadang masih ada dalam masyarakat kita. Menjadi sebuah gaya hidup, krn seakan2 masyarakat kita membutuhkan pembantu itu, walau sang ibu meganggur di rumah yang tidak begitu besar. Tetangga gue seperti itu.


Adat istiadat Jawa tidak seutuhnya baik, adat jawa itu masih memegang teguh pemikiran2 feodal yang di mana  membatasi anak gadis nya. WANITA TIDAK DAPAT SEJAJAR DENGAN PRIA . Itu yang ada dalam adat jawa dalam buku itu, dan gw yakini segelintir atau lebih orang jawa masih memegang teguh itu.

Mungkin gw gak bisa menulis banyak mengenai feodalisme yang dialami wanita khususnya jawa, sebab gw bukan wanita.

Yang gue lihat adalah budaya feodal sekecil apapun harus sesegera mungkin kita tinggalkan, budaya atasan bawahan harus dihapuskan. Yang harus lahir adalah manusia dan manusia bukan atas dan bawah.  Penjajah ( Belanda, Inggirs, Portugis, Perancis ) dapat menguasai Hindia ( Indonesia ) dikarenakan budaya feodal yang kental. Itu yang membuat bangsa kita terpuruk...

" EMANSIPASI BISA DIPERJUANGKAN OLEH WANITA, TETAPI JAUH LEBIH BAIK JIKA KAUM PRIA MENDUKUNG  EMANSIPASI ITU"

Keine Kommentare:

Kommentar veröffentlichen