Montag, 19. Juli 2010

Stagnasi Jakarta

Pagi ini, baru baca aja Kompas segmen Metropolitan. Segmen itu berjudul Stagnasi Datang Lebih Cepat .
Membaca artikel itu, jelas rasa-rasanya ini memang kenyataan yang patut diwaspadai. Kemacetan total Jakarta datang lebih cepat. Dulu kita mendengar bahwa kemacetan total Jakarta akan terjadi pada tahun 2015, tetapi melihat kondisi sekarang menjadi tahun 2012.

Fakta mengenai kondisi transportasi Jakarta saat ini :
  • Jumlah motor : 4,3 Juta unit ( 986 unit / hari )
  • Jumlah mobil : 2,4 Juta unit  (186 unit/hari )
  • Total kendaraan pribadi : 6,7 juta unit ( 1.172 unit/ hari )
  •  Kebutuhan perjalanan : 20,7 juta perjalanan / hari ( 2009 data )
  • Mass Transport : 91.082 unit
  • Rasio pengguna kendaraan pribadi dan mass transport : 44% dan 56%
  • Porsi penumpang KA : 3%
  • Panjang jalan : 7.650km
  • Luas jalan : 40,km persegi
  • Pertumbuhan kendaraan : 8%
  • Pertumbuhan jalanan : 0,01 %
Fakta yang tidak merupakan tanda baik untuk kedepan sepertinya..

Solusi apa yang kita bisa lakukan saat ini, Pemerintah DKI Jakarta sepertinya belum bisa menyelesaikan ini dengan cepat, entah kenapa alasannya tidak penting, intinya mereka tidak qualified mengenai tata kota dan tata kelola Jakarta, jadi kita masyarakat Jakarta dan sekitarnya yang harus lebih responsif.

Beruntung, gue sekitar beberapa minggu yang lalu mengikuti magang di daerah Kuningan, gw bersyukur karena dengan gue magang di salah satu daerah termacet di Jakarta gue sadar Jakarta makin parah. Baru 3 hari gue mengalami macet ria itu, langsung gw membuat kesimpulan :
OKE, GUE GAK AKAN KERJA DI JAKARTA, JIKA SISTEM TRANSPORTASI DI JAKARTA TIDAK DIBENAHI. JALANAN DI JAKARTA ITU TIDAK MANUSIAWI, DAN MEMBUAT MASYARAKAT JAKARTA TIDAK PRODUKTIF KARENA HARUS MELEWATI WAKTU DI JALAN SEKITAR 3- 5 JAM PER HARINYA.
Sederhana kan kesimpulannya. Pasti banyak yang bertanya -tanya kenapa gak lo merubahnya , kenapa lo harus kabur?

Gue suka naik kendaraan umum, gue suka memakai pedestrian, gue tertib berkendara, hampir 80% keatas selama perjalan gw tidak melanggar peraturan lalu lintas .

Tapi pertanyannya adalah... apa iya di Jakarta ada transportasi umum yang memadahi? Setau gw di Jakarta itu sebagian besar isinya cuma besi tua / rongsokan yang bisa berjalan itu aja yang ada. Ketika pulang kerja manusia udh ditumpuk dijejelin gak jauh beda kayak hewan yang mau dibawa ke tempat penjagalan. Gue alami itu ketika gue sekolah dan magang.

Lalu, apakah pedestrian / trotoar di Jakarta sudah memadahi? Setau gw hak - hak pejalan kaki selalu dilanggar dan direbut. MEREKA YANG MEMAKAI KENDARAAN RODA DUA YANG SERING MEREBUT HAK PEJALAN KAKI. Lalu ketika kita menyebrang di zebra cross adakah pengendara yang mau memperlambat kendarannya mengizinkan kami lewat? Padahal kita di zebra cross loh, beda ketika kita tidak menyebrang di zebra cross, menurut gw kalo kt gak nyebrang di zebra cross mati ketabrak sih kita yang salah.

Mungkin diantara kalian ada yang mikir, kenapa gak pindah ke motor aja kalau emang stres atau capek bawa mobil?

Gak itu bukan solusi jangka panjang, itu sebuah solusi konvensional yang menurut gw sudah tidak pas untuk saat ini. Pindah ke motor dari mobil bahkan dari kendaraan umum sama saja menambah polusi , dan pastinya kita harus merogoh kocek lagi untuk biaya maintenance, pajak, dan bensin, belum lagi menghitung kerugia kesehatan kita kedepan karena polusinya.

Oke itu unek unek gue, tapi gue gak cuma menumpahkan uneg uneg aja , gue tawarkan solusi di kepala gue yang pastinya belum diteliti lebih lanjut, dan butuh pengembangan dari berbagai sisi.

Solusi 1 :
Pemerintah kota Jakarta menarik seluruh Kopaja, Metro mini, dan Angkot dari peredaran. Bentuk sebuah Perusahaan yang 50% milik swasta dan 50% milik pemerintah atau terserah berapa persen. Teralu banyak pemilik/ kepala yang memiliki armada transportasi umum semakin sulit untuk mengelolanya, itu faktanya saat ini. Perusahaan itu bertanggung jawab penuh pada perawatan, rute, dan tarif . Perusahaan transportasi itu perlu memiliki PUSDIKLAT atau bahasa kerennya Training Center yang melatih supir,kondektur, petugas keamanan ( kita perlu kondektur karena masyarakat Indonesia belum biasa jujur dan disiplin kalau membayar sendiri ). SDM bisa diambil dari supir yang sudah ada, tinggal di latih dan harus ada penentuan kriteria kelulusannya.
Pembayaran dan penggajian SDM perlu dirubah dari sistem setoran menjadi sistem jarak/ argo ( ini murni ide gw yg baru kepikir 5 menit yg lalu ). Jadi si supir bus dan teman-temannya di gaji berdasar kilometer yang ditempuh, yang di mana ada batas minimal kilometer dan kriteria jarak untuk besarnya gaji ( pay by distance ).
Para supir harus mau berhenti di halte saja, karena dengan sistem kilometer si supir tidak harus cari penumpang sebanyak-banyaknya. Resikonya pemerintah harus mendirikan halte di berbagai jalan Jakarta dalam jarak 500m- 1,5 km ( kalau jalannya kecil misal komplek perumahan tidak perlu dibangun halte karena yang masuk ke daerah kecil pasti angkot ) . Adanya bus yang hanya berhenti di halte dan jarak antar halte bersifatnya menengah kita bisa membuat masyarakat yang bekerja di Jakarta menjadi lebih sehat karena pasti berjalan 10.000 langkah perhari bukan?

Oke itu konsep yang baru benar-benar gambaran umum. pastinya diatas juga bisa dibangun monorail, LRT ,MRT ) Nah  sekarang solusi kedua

Solusi 2 :
Pemerintah DKI tidak dapat mengucurkan APBD untuk memperbaiki sistem transportasi, kita harus memulai dari para pengusaha. Sistem kerja di kantor harus dirubah menjadi by wire  di mana semua melalui koneksi internet, resikonya provider internet di Indonesia dan Depkominfo harus membangun infrastruktur internet agar lebih cepat. Semua bekerja boleh di mana pun rumah, toilet, cafe atau di mana pun. Peraturan jam kerja masuk dirubah menjadi jam berapa dia masuk server perusahaan. Untuk mengurangi kecurangan, perusahaan harus menyediakan alat pembaca chip ID karyawan atau finger print di setiap laptop atau PC. Mungkin tidak semua divisi / karyawan bisa seperti ini, tapi kita bisa mengurangi beberapa puluh persen jumlah pengendara sehingga mereka tidak harus ke kantor dan membuat waktu, bahkan harus mandi dan berantem sama keluarga pagi-pagi karena telat bangunnya.
Apa keuntungan dari sistem ini :
  • Polusi dari kendaraan motor berkurang, 
  • waktu karyawan untuk keluarga lebih banyak,
  • karyawan lebih produktif, 
  • perusahaan bisa berhemat untuk mengurangi luas kantor yang di sewa, 
  • mengurangi akomodasi transportasi
  • karyawan bisa lebih hemat, karena makan di rumah.
Kerugian sistem by wire :
  • Rentan terhadap gangguan koneksi internet
  • Perusahaan harus menyediakan internet ke setiap karyawan ( misal memakai Telkom Flash atau SMART ), beruntung kalau setiap karyawan sudah punya internet yang cepat di rumahnya.
  • Pemerintah harus membangun infrastruktur internet agar lebih cepat
  • Sulitnya melakukan koordinasi jika ada masalah mendesak perusahaan ( tapi ini bisa diatasi dengan memakai teleconfrence by phone, BBM, atau Skype tinggal pembiasaan masyarakat )
Jika salah Solusi 1 bisa diterapkan, kita tidak usah memakai Solusi 2, karena volume kendaraan menurut saya akan berkurang dalam beberapa bulan.
Yang harus dilakukan jika solusi 1 telah diterapkan :
  • pemberlakuan pajak kendaraan setinggi-tingginya, 
  • penghapusan subsidi BBM bagi kendaraan pribadi ( kecuali kendaraan boks / truk yang membawa logistik makanan atau apapun )
  • Dibangunnya tempat parkir publik agar daerah seperti Tangerang, Depok, Bekasi, Bogor bisa parkir di parking lot dan naik kendaraan umum ke kantornya
  • sangat diperbolehkan membangun jalur sepeda.
Jika sistem transportasi sudah baik ( aman dan nyaman ) karyawan dapat berkerja produktif, dan jangan lupa semakin banyak turis yang mau ke Jakarta dan menambah devisa.

Jangan lupa juga, bahwa pengadaan dan pembangunan fasilitas dan armada kendaraan umum memakai bahan- bahan lokal dan tenaga lokal, dan tidak ada korupsi, jelas itu menghemat biaya untuk perubahan itu.
    Oke demikian  unek unek dan solusi yang gue tawarkan secara gratis kepada para pembaca gue. Bersyukur banget gue kalau Bapak Fauzi Bowo membaca blog gw, dan mengadaptasi konsep yang sederhana ini. Haha. Ayo kita buat Jakarta lebih baik!

    Keine Kommentare:

    Kommentar veröffentlichen