Mittwoch, 21. Juli 2010

Apa cita-cita lo?

Sebuah pertanyaan klasik yang beberapa tahun lalu, sering diutarakan kepada kita waktu kecil. Pertanyaan itu sering gue ajukan juga ke teman-teman gue untuk sekedar iseng dan melihat pandangan dia ke depan. Pertanyaan itu juga masih berlaku buat gue, waktu kecil ketika gue belum memiliki banyak wawasan dan memiliki idealisme yang besar ( walau skrg masih memiliki idealisme juga ) gue bercita-cita jadi tentara, diplomat, dan pilot. Lo tau kenapa gue menyebut 3 profesi itu? karena 3 profesi itu gue bisa keliling ke berbagai tempat. Beberapa tahun kemudian gue sadar bahwa Tentara di TNI itu gajinya kecil hidupnya susah, dan kalau gak perang kerjanya cuma bolak - balik kantor dengan mobil kalau level rendah, cuma mobil butut yang gue biasa liat di jalan tol berplat TNI AD, AU,atau AL. Diplomat? entah kenapa gue melupakan itu. Pilot ? kalian yang teman SMA gue pasti tahu kenapa gue melupakan panggilan alam terbesar gue untuk mengabdi dan berada di udara.

Gue punya tips buat kita yang belum tahu cita-cita kita, numpung masih ada waktu beberapa tahun lagi sebelum kita selesai menempuh pendidikan baik SMA atau S1 atau S2 mungkin. Tips yang gue ambil dari Harian Kompas, 21 Juli 2010, yang di mana ditulis oleh Doni Koesoema A., Alumnus Boston College ( sial gue baru liat tadi namanya, dia kan yang ngajar gue waktu kelas X , maaf ya Pater aku copy tulisannya ). Berikut tips nya :

1. Mengenal diri. Siapakah diri lo? Memilih jalur karier tidak dapat dilepaskan dari proses pengenalan diri. Berlaku sebuah teori Individu dengan karakter tertentu akan lebih baik bekerja pada jenis pekerjaan tertentu.

2. Mengenal ketertarikan dan kekuatan diri. Berkarier bukan semata hanya mengejar materi, melainkan juga kepuasan batin. Memilih pekerjaan yang paling lo sukai serta mengerti bahwa lo mampu bertahan dalam dinamika kerja tertentu adalah hal yang sangat penting.

3. Memahami makna nilai kerja. Sekilas terlihat sebuah pekerjaan sama, tetapi jika ditelaah lebih dalam ternyata ada perbedaan. Hal yang paling gampang dilihat adalah guru, walau labelnya guru tapi kan terbagi menjadi guru biologi, fisika, sejarah, sosiologi, ekonomi, dan wilayah kerjanya ada yang di kota atau pedalaman.

4.Menentukan kepribadian kerja. Dr. John Holland dalam sebuah penelitan menemukan bahwa ada 6 kategori kepribadian kerja  yang menentukan pekerjaan apa yang cocok buat dia, yaitu : Realitstik ( worker ), Investigatif ( thinker ), Artistik ( artist ), Sosial ( suka menolong ),  Bisnis ( take a risk, team work ), Konvensional ( organisator melalui rutinitas dan prosedur )

5. Menentukan karier yang akan dipilih setelah melihat berbagai opsi dan situasinya.

6. Apakah sudah berada di jalur yang benar ? Pertimbangkan dengan akal dan hati segala kurang dan lebihnya, dan tantangan2 yang akan dihadapi ke depan.
7. Mencari informasi dari mereka yang telah menjalani karier seperti yang kita cita-citakan. Contoh kita mau jadi Dokter, cobalah bertanya kepada dokter2 bagaimana bekerja menjadi dokter.

8. Cek pekerjaan sesungguhnya. Kita harus melihat secara real profil pekerjaan itu, dapat dilakukan dengan mengidentifikasi wilayah kerja, jam kerja, penghasilan, dan berbagai hal yang berhubungan dengan pekerjaan itu.

9 Membandingkan karier yang kita inginkan, dan karier yang (mungkin) ditawarkan kepada kita.

10. Berani menentukan alternatif karier lain.

Keine Kommentare:

Kommentar veröffentlichen