Montag, 5. Juli 2010

Fenomena Ramadhan

Memulai cerita pada hari ini, dengan ditemani lagu John Mayer, dan segelas apple juice saya akan memulai sedikit cerita mengenai apa yang saya baru pahami secara cukup mendetail menurut saya pribadi.

Oke, pertama-tama saya akan membahas mengenai sebuah pekerjaan musiman yang menjajikan di ibukota Republik Indonesia, pusat pemerintahan, pusat perekonomian, centre of excellence , yaitu Jakarta.

Siapa yang setuju bahwa Pengemis adalah sebuah profesi musiman yang cukup menjanjikan di Jakarta selain pedagang terompet, pedagang bendera merah putih, dsb.

Saya adalah pihak yang setuju bahwa Pengemis adalah sebuah profesi. Profesi yang menawarkan sebuah jasa. Jasa apakah itu?
Jasa yang ditawarkan adalah :
Ketika anda merasa senang telah membantu orang yang kesusahan, dan berharap mereka setelah memberi sedekah kepada mereka akan memperoleh rizki amal ibadahnya oleh Tuhan.

Pengemis jalanan.. mengapa si ibu normal itu tidak bekerja agar si pemuda itu bisa istirahat dan tidak dijadikan obyek belas kasihan ?

Mereka yang menjadi pengemis musiman pastilah datang dari berbagai sudut Jakarta, bahkan ada yg melupakan tanggung jawab utamanya seperti belajar, atau mungkin menggarap sawah untuk ke Jakarta, kota sejuta harapan dan impian. Meraih rezeki, membawa uang dari kota agar mengalir ke desa.

Penjelasan mengenai pengemis itu sebenarnya tidak murni dari kepala saya. Mengikuti confrence masalah Ekonomi oleh salah satu orang World Bank di IYC, yang membuat saya mau men-share ini kepada teman -teman.

Betapa jahatnya kita, ketika kita memberikan uang kepada pengemis. Kita jahat, bukan baik. Kita meracuni mereka untuk bersikap manja dan berharap pertolongan orang lain. Kita jahat karena membuat mereka tidak menghargai hidupnya untuk berusaha sebaik baiknya, dan memanfaatkan segala potensi yg mereka miliki.

Fenomena tersebut akan terjadi dalam hitungan minggu. Bulan Ramadhan / Puasa. Bulan dimana teman teman kita umat Muslim akan menjalani ibadah puasa. Sayangnya, banyak pihak yang memanfaatkan momentum ibadah puasa untuk meraup keuntungan.

Bulan Ramadhan punya kecendrungan untuk membeli barang ( khususnya makanan ) dalam jumlah yang besar. Permintaan masyarakat akan bahan baku pangan yang meningkat, tetapi supply ke pasar dalam jumlah yang sama akan membuat kelangkaan.

Sepertinya kita tahu mengenai hukum Supply and Demand yang pernah kita pelajari di pelajaran Ekonomi SMP kelas 1. Dalam hukum tersebut dinyatakan bahwa jika permintaan meningkat, maka supply akan berkurang dan terjadi kelangkaan yang berdampak pada kenaikan harga. Ya kenaikan harga.

 Supply and Demand Graph

Intinya, pada di satu titik temu bahwa Pengemis, Ramadhan, Kenaikan Harga adalah sebuah keterkaitan yang akan kita hadapi dalam beberapa minggu ke depan, khususnya masyarakat kota besar.

Untuk para Muslimin dan Muslimah kami berharap anda memberikan sedekah secara tepat sasaran melalui badan badan independen atau pemerintahan yang mengelola sedekah itu secara tepat, bahkan masyarakat yang non-Muslin menurut saya sangat diizinkan untuk memberi sedekah ( beramal baik ) secara tepat sasaran melalui badan badan sosial tersebut.

Keine Kommentare:

Kommentar veröffentlichen