Masyarakat Hip Hip Hura... itu yang terlintas dari kepala gw untuk mendeskripsikan masyarakat Indonesia ( khususnya Jakarta ) secara umum untuk saat ini. Mengapa gw menyebut masyarakat kita sebagai masyrakat hip hip hura ?
Sebelum dilanjutkan kita luruskan dulu apa itu Hip Hip Hura. Dalam pandangan gw, Hip Hip Hura adalah sebuah aktivitas yang berkesan heboh, meriah, menarik, atraktif...hmm menarik ya ?
Tapi sebenarnya tidak untuk masyarakat kita...
Menjadi keprihatinan saya, sebagai generasi muda melihat budaya masyarakat kita yang hanya suka mengkonsumsi. Mengkonsumsi apapun baik barang, makanan, hiburan, bahkan olahraga. Ya, semuanya hanya pada batas konsumsi.
Beberapa hari yang lalu saya berada di sebuah pusat perbelanjaan terkemuka di Jakarta, yang di mana tampil Circus dari sebuah negara komunis. Penonton begitu antusias menonton pertunjukan itu, dan seakan-akan pengunjung Mall tersebut terkonsentrasi di satu titik, menyaksikan dan mengagumi penampilan sirkus itu. Hmm Jakarta pada tahun 2010 ini sedang getol getolnya dihampiri oleh Circus Show dari berbagai negara. Seperti bisa ditebak masyrakat Jakarta menyambut dengan antusias dan penuh kagum. Semua orang kagum melihat penampilan itu, ya saya yakin pasti itu menakjubkan karena saya pernah lihat walau hanya 2x.
Tapi apakah anda pernah berfikir, Kapan kita bisa sehebat mereka ? Pernah terpikir? Yang saya sering dengar malah. " Ahh, mana bisa Indonesia begini " hmm memalukan! anda melempari kotoran kemuka anda sendiri, ke bangsa anda sendiri. Menghujat bangsa sendiri, dan lepas tangan tak mau memperbaikinya.
Ya masyarakat Hip Hip Hura.Masyrakat yang hanya bisa menikmati suatu hal dengan begitu antusias, tapi tidak bisa memproduksi apapun yang bisa dikenal dunia secara luas.
Contoh lainnya adalah World Cup. Menurut saya Indonesia sangat antusias menyambut World Cup 2010 yang diselenggarakan oleh Pemerintah Republik Afrika Selatan - FIFA. Antusias sekali masyarakat kita menyambut perhelatan bola sejagat itu. Kita semua rela tidur pagi demi menonton tim tim kesayangan kita ( gw akui kadang gw suka seperti itu ). Lalu apa hasilnya ? Jelas bagi kalian yang bekerja akan menurunkan produktifitas dan kinerja kalian. Lalu berdampak pada menurunnya performa Perusahaan, dan berdampak pada menurunnya aktifitas / kinerja Ekonomi Indonesia ( lebay ya? tapi itu lah efek domino, nah sadarkan begitu penting individu2 itu bkn? haha )
Tetapi dalam bidang Olahraga kita masih lebih baik pemikirannya ketimbang sirkus tadi, masih banyak suara yang berharap kelak kita bisa ikut tampil dan berkompetisi di Piala Dunia.
Intinya, kita jangan menjadi masyarakat yang hanya bisa mengkonsumsi terus menerus. Masyarakat Indonesia sangat saya dukung melakukan kegiatan konsumsi dalam skala masif, tetapi kegiatan produksinya pun harus lebih masif daripada konsumsi. Bila masyarakat Indonesia bisa mengkonsumsi dan produksi secara berimbang, saya yakin kelak jika kita menghadapi embargo dan perubahan harga komoditas dunia kita masih stabil.
Jadilah masyarakat yang mandiri dan percaya diri...............
"Walau begitu, saya bangga generasi muda sekarang mulai berani memproduksi karya-karya ( seni khususnya ) mereka secara mandiri dan kreatif. Mereka tidak hanya mengkonsumsi berbagai karya karya orang lain, tapi mempelajari dan mencoba menciptakan yang lebih baik lagi...."
Keine Kommentare:
Kommentar veröffentlichen